Sektor Ekonomi Makro Islam
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ilmu ekonomi, untuk melihat keseimbangan pendapatan nasional
dilakukan dengan beberapa cara yaitu, keseimbangan dua sektor, dimana hanya
terdiri dari rumah tangga dan konsumen, keseimbangan ekonomi tiga sektor yaitu objek
kajiannya terdiri dari rumah tangga, perusahaan dan pemerintah, dan
keseimbangan ekonomi empat sektor yang terdiri dari rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan kebijakan luar negeri.
Akhir-akhir ini ekonomi islam hadir dalam konsep yang diinginkan oleh
masyarakat luas, sekaligus membantah anggapan bahwa islam hanya berurusan
dengan ukhrawi saja, namun juga urusan duniawi yang menjadi sarana untuk
mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat nanti.
Didalam ekonomi islam terdapat juga ekonomi tiga sektor yang
bertujuan untuk menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian
dimana terdapat peran pemerintah yang akan menimbulkan dua perubahan penting
dalam proses penentuan pendapatan nasional tersebut.
Perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain, karena ekspor
dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana pengertian dan
analisis sektor rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri
C.
Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dan analisis sektor rumah tangga, perusahaan,
pemerintah dan luar negeri
D.
Metode
Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam makalah adalah menggunakan
metode kepustakaan.
PEMBAHASAN
A.
Perekonomian Sederhana ( perekonomian dua sektor)
Pada perekonomian yang sangat sederhana (perekonomian dua sektor),
kegiatan ekonomi suatu negara hanya dilakukan oleh sektor rumah tangga dan
sektor perusahaan. Sektor rumah tangga menyerahkan faktor-faktor produksi yang
dimiliki kepada perusahaan (misalnya berupa tanah, modal, tenaga keahlian) dan
sebagai imbalan dari perusahaan adalah pendapatan bagi rumah tangga (yaitu
berupa sewa, bunga, upah, keuntungan). Kemudian pendapatan tersebut oleh rumah
tangga dibelanjakan lagi kepada perusahaan untuk membeli barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan untuk keperluan hidup anggota
rumah tangga. [1]
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian
yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam
perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri.[2]
Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua
tujuan yaitu untuk pengeluaran konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada penanam modal atau investor dan akan digunakan untuk membeli
barang- barang modal seperti mesin-mesin, peralatan produksi lain, mendirikan
bangunan pabrik dan kantor.
Kelompok rumah tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok yang berupa
menerima penghasilan dari para produsen dari penjualan “tenaga kerja mereka
(upah), deviden, dan menyewakan tanah hak milik mereka. [3]
B.
Perekonomian dengan kebijaksanaan fiskal (perekonomian tiga sektor)
Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian
yang terdiri dari sektor-sektor yang berikut: rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada
hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan
dalam suatu perekonomian. [4]
Dengan adanya campur tangan
pemerintah melalui pengeluaran konsumsinya, sisi pengeluaran dalam
perekonomian terdiri dari pengeluaran rumah tangga, pengeluaran perusahaan, dan
pengeluaran dari sektor pemerintah. Kemudian pada sisi pendapatan menggambarkan
pendistribusian pendapatan oleh rumah tangga untuk pengeluaran konsumsi,
pengeluaran untuk membayar pajak kepada sektor pemerintah, dan sisanya
ditabung. Pendapatan masyarakat akan bertambah apabila terdapat subsidi atau
tunjangan lainnya yang diberikan oleh sektor pemerintah.
Pada sisi pengeluaran, pengeluaran yang berasaldari sektor rumah
tangga adalah berupa pengeluaran konsumsi konsumsi rumah tangga (C),
pengeluaran perusahaan (I) dan pengeluaran dari sektor pemerintah pemerintah
adalah berupa pengeluaran pemerintah (G). Dengan demikian, seluruh pengeluaran
yang ada dalam perekonomian tiga sektor merupakan penjumlahan dari semua
pengeluaran dari sektor rumah tangga, pengeluaran sektor perusahaan, dan
pengeluaran sektor pemerintah, atau secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut
E = C + I + G
Kemudian untuk sisi pendapatan, pendapatan masyarakat
didistribusikan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga (C), untuk membayar
pajak ((Tx), dan sisanya untuk tabungan (S). Apabila pemerintah memberikan
subsidi atau tunjangan lainnya(Transfer payment / Tr) kepada sektor
rumah tangga, hal ini akan menambah pendapatan masyarakat. Dengan demikian pada
sisi pendapatan (Y) dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :
Y = C + Tx + S – Tr
Pendapatan akan berada dalam kondisi keseimbangan apabila
pendapatan yang diperoleh masyarakat sama dengan pengeluaran yang dilakukan
oleh masyarakat dalam perekonomian tersebut. Atau secara matematis dapat ditulis
:
Y = E
Karena pengeluaran seluruh masyarakat terdiri dari pengeluaran
rumah tangga (C), investasi perusahaan (I) dan pengeluran pemerintah (G), maka
syarat keseimbangan dalam perekonomian ditunjukkan oleh persamaan :
Y = C+ I + G[5]
C.
Perekonomian terbuka (perekonomian empat sektor) pada sistem
ekonomi konvensional
Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat
sektor pelaku ekonomi yaitu, sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor
pemerintah, dan sektor luar negeri. Hal ini terjadi karena hampir setiap negara
didunia ini mengadakan hubungan/transaksi dengan luar negeri. Terjadinya
hubungan dengan luar negeri ini akibat dari perekonomian tersebut tidak mampu
mencukupi kebutuhan ekonomi dengan mengandalkan hanya dari sumber ekonomi yang
dimiliki. Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional yaitu dengan
menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi. Pengeluaran sektor luar
negeri ini berupa ekspor (X) dan import (Y) dan selisih antara nilai ekspor
dengan nilai import ( X-M ) dan selisih antara ekspor dengan nilai import (X-M)
disebut ekspor netto.[6]
1.
Rumah Tangga
Sektor rumah tangga memiliki faktor-faktor produksi yang dibutuhkan
untuk proses produksi barang dan jasa privat (sektor perusahaan) maupun barang
dan jasa. Faktor-faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk bekerja
(tenaga kerja), barang modal uang dan kesediaan untuk menanggung resiko yang
dihadapi oleh perusahaan dengan membeli saham.
a.
Rumah
tangga keluarga sebagai produsen
Rumah tangga
dalam melakukan kegiatan ekonomi merupakan pemilik faktor produksi yang
meliputi tanah, tenaga kerja, keahlian dan modal. Kegiatan produksi yang
dilakukan dalam rumah tangga keluarga adalah menyediakan faktor produksi yang
dibutuhkan pelaku ekonomi lainnya. Dalam kegiatan ini rumah tangga keluarga
memperoleh penghasilan atau pendapatan dalam bentuk uang.
b.
Rumah
tangga keluarga sebagai konsumen
Rumah tangga
keluarga merupakan kelompok yang paling sering melakukan kegiatan konsumsi.
c.
Rumah
tangga keluarga sebagai distributor
Rumah tangga
juga berperan dalam hal penyaluran barang. Runah tangga dalam memenuhi
kebutuhannya ada yang menghasilkan uang dari menyalurkan kembali barang yang
telah dibeli kemudian dijual kepada konsumen.
2.
Perusahaan
Perusahaan adalah
organisasi yang didirikan oleh seseorang ataupun sekelompok dengan tujuan untuk
menghasilkan laba dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara memproduksi
barang atau jasa. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan meliputi
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
a. perusahaan
sebagai produsen
kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal
ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan
sebagai produsen. Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam
perekonomian dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri
sekunder dan industri tersier.
b. perusahaan sebagai distibutor
perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi.kegiatan tersebut
dapat dilihat pada aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke
konsumen. Setelah proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan
barang. Barang-barang tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan
penyaluran barang (distribusi) barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur,
sehingga konsumen lebih mudah mendapatkan barang tersebut.
c. perusahaan sebagai konsumen
perusahaan juga mengkonsumsi barang atau jasa dari pihak lain,
perusahaan dapat dikatakan sebagai konsumen dari perusahaan lain jika
perusahaan tersebut mengkonsumsi hasil produksi dari perusahaan lain.
3.
Pemerintah
Pemerintah adalah
badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti
halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku
ekonomi melakukan kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi.
a. kegiatan konsumsi pemerintah
pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang dan jasa. Kegiatan
konsumsi pemerintah dapat berupa membeli alat-alat tulis kantor, membeli
peralatan yang menunjang pendidikan dan sebagainya
b. kegiatan produksi
pemerintah
pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan
barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka mewujdkan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran pemerintah dalam kegiatan produksi
diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir diseluruh sektor perekonomian
c. kegiatan distribusi
pemerintah
selain melakukan kegiatan konsumsi,
pemerintah juga berperan dalam kegiatan distibusi. Kegiatan distribusi ini
berbeda dengan kegiatan distribusi dalam sektor lainnya. Pemerintah menyalurkan
barang atau jasa yang bersifat bantuan.
4.
Masyarakat Luar Negeri (Ekspor dan Impor )
Dalam hal ini,
terdapat transaksi perdagangan internasional yang melibatkan masyarakat luar
negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun
juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja,
serta pemberian pinjaman.
Hubungan
perdagangan internasional ataupun kontak dengan masyarakat luar negeri sangat
diperlukan, karena pada dasarnya setiap negara tidak dapat memenuhi
kebutuhannya hanya dari sumber daya dari negara itu saja. Diperlukan sumber
daya yang dihasilkan oleh negara lain.
Masyarakat luar
negeri juga dapat melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan konsumsi dan
kegiatan produksi.
Kegiatan
konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri, akan tampak pada aktivitas
berikut ini :
·
Membeli
barang-barang yang tidak diproduksi oleh masyarakat dalam negeri.
·
Menggunakan
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara seperti bandara, stasiun, pasar
dsb.
·
Menikmati
objek-objek wisata negara lain seperti pegunungan, pantai dsb
Masyarakat juga melakukan kegiatan produksi. Kegiatannya akan
tampak pada aktivitas berikut ini :
·
Masyarakat
luar negeri menghasilkan barang yang tidak diproduksi oleh negara lain
·
Melakukan
penanaman modal di negara lain
·
Mengirimkan
tenaga kerja dan tenaga ahli ke negara-negara yang membutuhkan
Berikut ini beberapa peran masyarakatluar negeri dalam kegiatan
ekonomi :
·
Melalui
kegiatan perdagangan (kegiatan ekspor impor) dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di negara bersangkutan
·
Dalam
hal pertikaran tenaga kerja antarnegara dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja itu sendiri, sehingga barang atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi
·
Membuka
lapangan kerja
·
Meningkatkan
devisa
Mangkoesubroto
G dan Algifari (1998;49), menyatakan bahwa ekspor merupakan pengeluaran orang
luar negeri terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Besar
kecilnya permintaan akan barang dan jasa yang dihasilkan Indonesia oleh warga
asing di negara mereka sangat tergantung pada tingkat pendapatan mereka,
sehingga bukan merupakan faktor yang dapat dikuasai oleh Indonesia. Oleh karena
itu, dalam model ekonomi makro maka permintaan ekspor merupakan faktor eksogen
atau dianggap merupakan suatu konstan.
X = 
Pengeluaran
untuk import dalam perekonomian terbuka dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
import yang nilainya tidak tergantung dari variabel lain, atau import yang
nilainya dianggap tetap. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
M
=
; 
Jenis import
yang lain adalah import yang nilainya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
M =
+ My
Dengan
memasukan sektor luar negeri ke dalam model perhitungan pendapatan nasional berarti
kita menambahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu
variabel ekspor (X) dan variabel import (M).
Dengan
demikian, untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian
terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pengeluaran yaitu,
Y = C + I + G + (X-M)
D.
Perekonomian Empat Sektor pada Sistem Ekonomi
Islam
Menurut
Mannan (1997;288) prinsip dasar yang telah ditetapkan Islam mengenai
perdagangan dan niaga adalah tolak ukur dari kejujuran, kepercayaan dan
ketulusan. Dewasa ini banyak ketidak kesempurnaan pasar, yang seharusnya dapat
dilenyapkan bila prinsip ini diterima oleh masyarakat bisnis dari bangsa-bangsa
berada didunia. Prinsip perdagangan dan niaga ini telah ada dalam Al-quran dan
As-sunnah seperti melakukan sumpah palsu, memberikan takaran yang tidak benar,
dan menciptakan itikad baik dalam transaksi bisnis.
Lebih lanjut
Mannan (1997-293), mengungkapkan sejarah telah membuktikan bahwa Islam telah
menganjurkan perdagangan Internasional. Bila seseorang mengkaji sejarah hukum
perniagaan, dia dapat melihat bahwa kaum Moro Muslim yang luas pandangannya
mempunyai hubungan dagang yang ekstensif dengan Levant dari Barcelona dan
tempat-tempat lain. Ada tempat perdagangan dan konsul di Turnisia, sedangkan
perdagangan besar dilaksanakan dengan Istambul. Perdagangan ini mencapai
pelabuhan India dan Cina dan meluas sepanjang pantai Afrika sampai ke
Madagaskar.
Pengeluaran
untuk import dalam perekonomian terbuka dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
import yang nilainya tidak tergantung dari variabel lain, atau import yang
nilainya dianggap tetap. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Jenis import
yang lain adalah import yang nilainya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Dengan
memasukan sektor luar negeri ke dalam model perhitungan
pendapatan nasional, berarti kita menambahkan dua variabel dalam model
perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor (X) dan variabel import (M).
Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada
perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan
dan sisi pengeluaran. [7]
KESIMPULAN
Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat
sektor pelaku ekonomi yaitu, sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor
pemerintah, dan sektor luar negeri. Hal ini terjadi karena hampir setiap negara
didunia ini mengadakan hubungan/transaksi dengan luar negeri. Terjadinya
hubungan dengan luar negeri ini akibat dari perekonomian tersebut tidak mampu
mencukupi kebutuhan ekonomi dengan mengandalkan hanya dari sumber ekonomi yang
dimiliki. Sektor rumah tangga menyerahkan faktor-faktor produksi yang dimiliki
kepada perusahaan (misalnya berupa tanah, modal, tenaga keahlian) dan sebagai
imbalan dari perusahaan adalah pendapatan bagi rumah tangga (yaitu berupa sewa,
bunga, upah, keuntungan). Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan
meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
prinsip dasar yang telah ditetapkan Islam
mengenai perdagangan dan niaga adalah tolak ukur dari kejujuran, kepercayaan
dan ketulusan. Dewasa ini banyak ketidak kesempurnaan pasar, yang seharusnya
dapat dilenyapkan bila prinsip ini diterima oleh masyarakat bisnis dari
bangsa-bangsa berada didunia. Prinsip perdagangan dan niaga ini telah ada dalam
Al-quran dan As-sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. Ekonomi makro. 2013. BPFE-Yogyakarta.
Eko Suprayitno. Ekonomi Islam:
Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. 2005. Yogyakarta:Graha Ilmu
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi
Teori Pengantar. 2013. Jakarta:Rajawali Pers.
[1] Eko
Suprayitno. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. 2005.
Yogyakarta:Graha Ilmu:.hlm.50
[2] Sukirno,
Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. 2013. Jakarta:Rajawali Pers. Hlm.
107
[3]
Boediono. Ekonomi makro. 2013. BPFE-Yogyakarta. Hlm. 10
[4]Sukirno ,
Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. 2013. Jakarta:Rajawali Pers.
Hlm.150
[5] Eko
Suprayitno. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. 2005.
Yogyakarta:Graha Ilmu:.hlm.71-72
[6] Eko
Suprayitno. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. 2005.
Yogyakarta:Graha Ilmu:.hlm.79
[7] Eko
Suprayitno. Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional. 2005.
Yogyakarta:Graha Ilmu:.hlm. 84-85
Komentar
Posting Komentar